
PORTAL PURWOKERTO - Menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, media sosial ramai membicarakan fenomena pemasangan bendera One Piece di rumah, kendaraan, hingga acara komunitas.
Bendera yang diadaptasi dari Jolly Roger, simbol tengkorak bajak laut, ini awalnya dikenal lewat manga dan anime One Piece karya Eiichiro Oda.
Di Indonesia, pemasangan bendera ini memunculkan tafsir politik. Sejumlah netizen menyebutnya sebagai bentuk sindiran terhadap praktik korupsi dan ketidakadilan yang dirasakan rakyat.
Dalam dunia One Piece, Jolly Roger menjadi lambang kebebasan dan identitas kru bajak laut, sekaligus perlawanan terhadap “Pemerintah Dunia” yang digambarkan korup dan memihak golongan tertentu.
Penggemar memaknainya sebagai tanda solidaritas dan keberanian menentang ketidakadilan.
“Orang2 yang masang Lebih kecerita serial onepiece sih dimana sebagai bentuk perlawanan rakyat biasa terhadap pemerintah dunia yang tidak adil mengistimewakan sebagian orang yang disebut naga langit tenryubito yang semena2 terhadap siapapun itu dengan ini menunjukkan bahwa rakyat pengen bebas dari pemerintahan yang seperti itu agar terciptanya perdamaian (ONE PIECE) yang memihak ke rakyat bukan memihak golongan tertentu,”kata salah seorang netizen Gsandi Kurnia.
“Rakyat baru bisa melawan koruptor lewat gambar anime,” tulis seorang pengguna, menyamakan kondisi Indonesia dengan dunia One Piece yang dikuasai Naga Langit (Tenryubito).
Beragam varian Jolly Roger ikut dikibarkan, mulai dari bendera kru Topi Jerami hingga milik karakter Blackbeard.
Jolly Roger adalah bendera khas bajak laut dalam dunia nyata yang diadaptasi dalam One Piece.
Dalam cerita, bendera ini melambangkan identitas, kemandirian, dan tekad kru bajak laut untuk menentang kekuasaan yang mereka anggap korup, terutama “Pemerintah Dunia” yang dikendalikan Tenryubito (Naga Langit).
Untuk penggemar, pemasangan bendera ini adalah simbol semangat bebas, solidaritas, dan perlawanan terhadap penindasan.
One Piece merupakan manga dan anime bertema bajak laut yang mengisahkan perjalanan Monkey D. Luffy dalam mewujudkan cita-citanya menjadi Raja Bajak Laut.
Di kancah internasional, karya ini diakui sebagai salah satu serial paling sukses dan berpengaruh dalam sejarah industri manga dan anime Jepang.
Bersama Naruto dan Bleach, One Piece masuk dalam kelompok “The Big Three” istilah yang merujuk pada tiga serial manga dan anime terpopuler di awal 2000-an karena jangkauan penggemarnya yang mendunia.
Hingga kini, serial ini telah tayang lebih dari 20 tahun dengan total 1.137 episode dan masih berlanjut.
Di balik fenomena tersebut, ada sosok Eiichiro Oda, mangaka asal Kumamoto, Jepang, yang lahir pada 1 Januari 1975.
Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya, Seiichiro Oda, dikenal memiliki hobi melukis dengan cat minyak.
Sejak kecil, Oda gemar membaca komik dan menekuni hobi menggambar. Ia terinspirasi oleh sang ayah untuk menjadi mangaka, profesi yang menurutnya bisa menghasilkan uang tanpa terikat rutinitas kantor.
Pada usia 17 tahun, ia mengirimkan karya bertajuk Wanted yang kemudian meraih posisi kedua dalam ajang Tezuka Award, membuka jalannya menuju dunia profesional.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar