Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Dear Gen Z, Belajarlah Skill Baru Agar Tidak Tenggelam

Senin, 13 Januari 2025 | Senin, Januari 13, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-25T15:58:13Z

Saat masih muda, kita selalu mendapat saran agar mengikuti hasrat sendiri. Mereka bilang jika kita menyukai pekerjaan yang dilakukan, rasanya seperti tak pernah bekerja sepanjang hayat. Hal itu terdengar sangat indah. Namun ketika realitas mulai masuk dengan membawa lembar Excel, tenggat waktu, serta pemberitahu dari portal kerja yang tiada hentinya, baru kita sadari bahwa hanya bermodalkan gairah ternyata kurang.

Di dunia pekerjaan saat ini, tak ada orang yang dibiarkan diam saja. Keterampilan tertentu dapat menjadi tren pada hari ini namun kemudian usang minggu berikutnya. Profesi juga semakin dinamis. Seorang spesialis media sosial tiba-tiba perlu mengedit video, analisis data dimintai memahami cerita, sementara layanan pelanggan harus handal menjaga stabilitas emosional mereka ketika ditanya “Kapan saya akan mendapat balasan?” untuk kali ketiganya dalam satu jam.

Ini sebabnya mempelajari kemampuan baru sangat diperlukan, bukannya sekadar bonus. Meskipun passion bisa terus menjadi sumber tenaga utama, namun kemampuan merupakan komponen kontrol seperti setir dan rem yang membantu kita bergerak dengan tepat tanpa bertabrakan dengan realitas. Walaupun baik juga jika kita menyukai pekerjaan kita, akan lebih bijaksana lagi apabila kita mahir menggunakan peralatan kerja kita.

Karena jika tidak, maka bersiaplah untuk terkikas oleh arus persaingan yang semakin meningkat.

Belum lagi, struktur pekerjaan saat ini mengharuskan banyak di antara kita untuk menjalankan peran ganda. Atasan menginginkan tim mereka lincah dan multitalenta, meskipun jumlah jam dalam satu hari tetap sama yaitu 24 jam. Hal itu membuat orang-orang dengan keterampilan ekstra menjadi lebih mudah bersikulasi, terlebih ketika lingkungan global bergerak sedemikian pesat seperti era modern ini. Kemampuan adaptasi tak sekadar tentang bagaimana bertahan, namun juga berkaitan erat dengan pembukaan jalan bagi kesempatan-kesempatan baru.

Kemampuan Lebih dari Sebuah Sertifikat, Tetapi Berani untuk Mempelajari Kembali

Salah satu hambatan utama ketika berencana untuk mempelajari keterampilan baru adalah rasa malu. Frase seperti "Saya tidak lulus dari jurusan teknik" atau "Terlalu dini bagi saya untuk memulainya" kerap menjadi suara-suara negatif dalam pikiran kita yang mencegah kemajuan. Namun demikian, setiap ahli pada akhirnya telah melewati fase awal dimana mereka merasa kesulitan bahkan hanya membuka halaman pertama dari sebuah program lunak baru.

Kabar baiknya, belajar skill baru di era digital tidak lagi semahal les privat seminggu tiga kali. Banyak sumber gratis, mentor daring, bahkan komunitas yang suportif. Tinggal keberanian kita untuk menyisihkan waktu dan membuka kepala. Skill bukan sekadar soal sertifikat yang bisa dipajang di LinkedIn, tapi juga tentang keberanian kita untuk jadi "murid" lagi. Dan jadi murid itu artinya siap salah, siap gagal, dan siap belajar ulang.

Dunia Kerja Kini Kurang Baik bagi Orang yang Stagnan

Jika Anda merasa takut tertinggal, itu bukan sinyal untuk menyerah. Justru itu tanda bahwa Anda cukup sadar untuk tumbuh. Tidak ada yang terlalu terlambat selama Anda masih mau mencoba. Apalagi untuk Gen Z yang dikenal adaptif dan cepat belajar, membangun skill baru bisa jadi kekuatan super yang tidak hanya menyelamatkan karier, tapi juga memberi makna baru dalam pekerjaan.

Oleh karena itu, mari biarkan semangat masih berkobar-kobar. Namun, jangan sampai kamu merasa terlalu puas dengan kondisi saat ini. Gairah mungkin dapat memulai petualanganmu, namun keterampilanlah yang akan mengantarmu mencapai titik yang lebih tinggi. Ayo, marilah kita mulai belajar lagi sekarang juga agar tidak tertinggal ketika dunia bergerak begitu pesat di depan mata kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update