Jika rotor dari suatu motor induksi dihilangkan dan diganti dengan kompas magnetik, maka jarum kompas tersebut akan berputar dengan arah yang sama dengan arah putaran medan magnetik putar yang dibangkitkan oleh belitan stator. Jarum kompas ini akan berputar pada kecepatan sinkron. Dalam praktiknya, rotor dari mesin sinkron disuplai oleh sumber arus searah yang akan membangkitkan medan elektromagnetik dan membentuk kutub-kutub utara dan selatan rotor.
Pada saat sumber tiga fasa stator diberikan, rotor akan mengalami suatu gaya yang mula-mula membuat rotor untuk cenderung berputar pada suatu arah tertentu dan beberapa saat kemudian gaya ini akan berbalik arah. Perubahan arah gaya yang dialami oleh rotor ini diakibatkan oleh siklus fluks magnetik stator yang berputar disekeliling rotor pada kecepatan sinkron. Dengan demikian motor sinkron merupakan jenis motor arus bolak-balik yang tidak dapat start sendiri. Akan tetapi, jika rotor ini diputar pada kecepatan yang mendekati kecepatan sinkron maka kutub-kutub stator dan rotor yang memiliki polaritas yang saling berlawanan akan saling mengunci satu sama lain untuk membangkitkan gaya putaran atau torsi yang akan mengakibatkan rotor berputar pada kecepatan sinkronnya.
Jika rotor bergerak melambat, misalnya karena pembebanan yang berlebihan, maka rotor akan kehilangan sinkronisasi dan tertinggal dari kecepatan putaran fluks magnetik yang mengakibatkan rotor berhenti berputar karena tidak ada torsi yang diakibatkan. Motor sinkron hanya dapat berputar pada kecepatan sinkron yang untuk suplai dengan frekuensi 50Hz bisa bernialai 3000, 1500, 1000, atau 750 rpm bergantung pada jumlah kutub motor.
Kecepatan putaran sinkron dari suatu motor sinkron dapat dicapai dengan jalan mula-mula mengoperasikan motor sebagai motor induksi atau dengan menggerakkan motor sinkron ini melalui penggerak lain yang dikenal sebagai "motor pony". Pada saat rotor mencapai kecepatan diputuskan dan selanjutnya motor dapat dibebani.
Dengan cara pengasutan motor sinkron yang relatif rumit dan sulit ini maka sangat jarang ditemui penggunaan motor sinkron untuk aplikasi yang membutuhkan operasi pengasutan dan penghentian relatif sering. Meskipun demikian terdapat keuntungan yang ditawarkan oleh motor sinkron ini, yaitu memiliki putaran konstan dan bekerja pada faktor daya mendahului. Dengan demikian motor ini dapat dipergunakan sebagai pengkoreksi faktor daya. Sementara pada saat yang bersamaan berputar pada kecepatan konstan untuk menggerakan kipas ventilasi dan pompa kompresor.
Jika rotor bergerak melambat, misalnya karena pembebanan yang berlebihan, maka rotor akan kehilangan sinkronisasi dan tertinggal dari kecepatan putaran fluks magnetik yang mengakibatkan rotor berhenti berputar karena tidak ada torsi yang diakibatkan. Motor sinkron hanya dapat berputar pada kecepatan sinkron yang untuk suplai dengan frekuensi 50Hz bisa bernialai 3000, 1500, 1000, atau 750 rpm bergantung pada jumlah kutub motor.
Kecepatan putaran sinkron dari suatu motor sinkron dapat dicapai dengan jalan mula-mula mengoperasikan motor sebagai motor induksi atau dengan menggerakkan motor sinkron ini melalui penggerak lain yang dikenal sebagai "motor pony". Pada saat rotor mencapai kecepatan diputuskan dan selanjutnya motor dapat dibebani.
Dengan cara pengasutan motor sinkron yang relatif rumit dan sulit ini maka sangat jarang ditemui penggunaan motor sinkron untuk aplikasi yang membutuhkan operasi pengasutan dan penghentian relatif sering. Meskipun demikian terdapat keuntungan yang ditawarkan oleh motor sinkron ini, yaitu memiliki putaran konstan dan bekerja pada faktor daya mendahului. Dengan demikian motor ini dapat dipergunakan sebagai pengkoreksi faktor daya. Sementara pada saat yang bersamaan berputar pada kecepatan konstan untuk menggerakan kipas ventilasi dan pompa kompresor.
0 Komentar