
Dubrovnik, permata Kroasia yang terletak di tepi Laut Adriatik, tengah mengalami lonjakan kunjungan wisatawan yang signifikan. Kota yang terkenal dengan bangunan batu kuno dan tembok kotanya yang megah ini, memanfaatkan momentum tersebut untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Peningkatan jumlah wisatawan, yang mencapai hampir setengah juta orang yang mengunjungi Tembok Kota Dubrovnik saja sepanjang tahun ini, memberikan peluang unik untuk mendanai upaya konservasi yang krusial.
Pendapatan Pariwisata untuk Pelestarian Warisan
Tembok Kota Dubrovnik dan Tembok Ston adalah dua landmark bersejarah yang menjadi daya tarik utama kota ini. Pemerintah kota menyadari pentingnya menjaga keutuhan bangunan-bangunan bersejarah ini. Oleh karena itu, sebagian besar pendapatan dari penjualan tiket masuk dialokasikan untuk mendukung pelestarian dan restorasi.
Dana tersebut disalurkan langsung ke Society of Friends of Dubrovnik Antiquities (DPDS), sebuah organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk melestarikan dan mempromosikan situs-situs warisan budaya Dubrovnik. DPDS memainkan peran penting dalam memastikan bahwa warisan budaya Dubrovnik tetap lestari untuk generasi mendatang.
Alokasi Pendapatan: Strategi Keuangan yang Bijaksana
Sekitar 40% dari pendapatan penjualan tiket masuk disalurkan ke DPDS, sementara 60% sisanya masuk ke kas Kota Dubrovnik. Tahun lalu, DPDS berhasil mengumpulkan dana sekitar 8 juta euro, atau setara dengan sekitar Rp 152 miliar. Dari jumlah tersebut, 3,6 juta euro berasal dari Dubrovnik Pass, dan 4,8 juta euro berasal dari penjualan tiket langsung.
Setelah dikurangi untuk biaya operasional seperti gaji karyawan dan pajak, sisa dana tersebut dialokasikan untuk proyek-proyek restorasi dan pemeliharaan situs-situs warisan yang berkelanjutan. Strategi alokasi pendapatan ini memastikan bahwa sumber daya yang ada digunakan secara efektif untuk melestarikan warisan budaya Dubrovnik.
Proyek Restorasi: Investasi untuk Masa Depan
Pendapatan yang diperoleh dibagi antara pengembangan proyek-proyek strategis baru dan pemeliharaan rutin proyek-proyek yang sedang berjalan. Ini menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap pelestarian warisan budaya.
Salah satu proyek besar yang sedang berlangsung adalah restorasi Benteng Koruna di Ston. Proyek ini diperkirakan akan selesai dan dibuka untuk umum pada awal musim turis 2026. Restorasi Benteng Koruna merupakan salah satu proyek dengan investasi terbesar, yang menekankan pentingnya melestarikan landmark bersejarah Kroasia ini.
Proyek penting lainnya termasuk restorasi Mala Kua di Pulau Lopud, yang rencananya akan diintegrasikan ke dalam Istana Rektor yang ikonis di pulau tersebut. Selain itu, Istana Rektor di Janjina sedang dipersiapkan untuk inspeksi teknis dan akan segera dibuka untuk umum setelah izin yang diperlukan diperoleh.
Model Dubrovnik: Menginspirasi Pariwisata Berkelanjutan
Pendekatan Dubrovnik dalam memanfaatkan lonjakan wisatawan untuk mendukung pelestarian warisan budaya patut dicontoh. Model ini tidak hanya membantu melestarikan situs-situs bersejarah, tetapi juga mendukung pariwisata berkelanjutan dan mengurangi beban pada objek wisata.
- Pariwisata Berkelanjutan: Dengan menginvestasikan pendapatan pariwisata dalam pelestarian warisan budaya, Dubrovnik menciptakan siklus positif yang menarik lebih banyak wisatawan dan memastikan bahwa warisan budaya kota tetap lestari untuk generasi mendatang.
- Pengurangan Beban pada Objek Wisata: Dengan memelihara dan merestorasi situs-situs warisan, Dubrovnik memastikan bahwa objek wisata tetap menarik dan dapat dinikmati oleh wisatawan tanpa mengalami kerusakan akibat kunjungan yang berlebihan.
Contoh Lain: Inspirasi dari Eropa
Dubrovnik bukanlah satu-satunya kota di Eropa yang memanfaatkan pendapatan pariwisata untuk melestarikan warisan budaya. Kepulauan Balearic di Spanyol, misalnya, telah menerapkan pajak ekologi sejak tahun 2016 untuk menanggulangi dampak negatif pariwisata terhadap ekosistem pulau yang rapuh di Menorca, Majorca, Formentera, dan Ibiza. Pendapatan dari pajak ini membantu mendanai proyek-proyek budaya dan sejarah.
Slovenia juga menggunakan pendapatan pariwisata untuk mendanai revitalisasi dan pelestarian situs-situs yang sedang berlangsung. Ini mencakup revitalisasi taman, renovasi struktur kastil, dan pengembangan produk pariwisata dan budaya baru seperti jalur bertema dan pengalaman realitas virtual.
Kesimpulan: Masa Depan Cerah untuk Warisan Budaya Dubrovnik
Pendekatan inovatif Dubrovnik dalam memanfaatkan pendapatan pariwisata untuk melestarikan warisan budaya memberikan harapan baru bagi masa depan kota ini. Dengan terus berinvestasi dalam pelestarian dan restorasi, Dubrovnik tidak hanya melindungi warisan budayanya, tetapi juga memastikan bahwa kota ini akan terus menjadi tujuan wisata yang menarik dan berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang. Model Dubrovnik dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di seluruh dunia yang ingin menyeimbangkan pertumbuhan pariwisata dengan pelestarian warisan budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar