FSAGUNG - Kecepatan luar biasa produsen mobil Tiongkok dalam teknologi pengisian daya sangat cepat mengubah persaingan kendaraan listrik, dengan masalah infrastruktur yang mengancam akan memicu perang kecepatan pengisian daya global.
Pabrikan mobil asal Tiongkok semakin agresif dalam bersaing terkait kecepatan charging. Pekan lalu, BYC merilis teknologi platfrom baru yang mensupport pengisian daya hingga 1.000 volt. Teknologi ini membuat kendaraan yang sesuai bisa dicharge kembali hanya dalam kurun waktu sekitar lima menit - sama seperti proses isi ulang bahan bakar pada mobil konvensional - dan memberikan range berkendara lebih dari 400 kilometer (atau 248 mil).
Saat ini, hanya dua model BYD yang mendukung teknologi ini dan perusahaan berencana untuk menyebarkan 5.000 stasiun pengisian daya ultra-cepat, 4.000 di antaranya di China.
Berbeda dari pabrikan otomotif di Barat yang umumnya memerlukan periode beberapa bulan hingga tahun untuk merespons perkembangan teknologi, para pembuat mobil asal China memberikan respons dengan laju yang cukup membuat khawatir.
Beberapa hari saja setelah pengungkapan oleh BYD, sejumlah perusahaan kompetitor langsung meluncurkan teknologi charging supercepat milik mereka masing-masing.
Huawei mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka akan meluncurkan pengisi daya "sangat cepat" dalam tiga minggu, yang mampu menghasilkan daya 1,5 megawatt — 50 persen lebih banyak dari sistem BYD. Namun, pengisi daya Huawei dirancang untuk kendaraan tugas berat.
Sementara itu, Zeekr mengungkapkan rencana untuk pengisi daya berdaya 1,2 megawatt bagi mobil penumpang, yang akan diperkenalkan pada tanggal 23 April.
Perusahaan tersebut belum menyebutkan model mana yang akan kompatibel, tetapi Zeekr sebelumnya telah melakukan pembaruan besar di pertengahan siklus pada kendaraannya, seperti Zeekr 001, yang berbeda dengan pembaruan yang lebih bertahap yang terlihat pada produsen mobil Barat.
Pesan dari produsen China jelas: Keunggulan teknologi apa pun yang diperoleh satu merek akan disamai oleh pesaingnya dalam hitungan minggu, bukan tahun.
Walau telah terjadi perkembangan, teknologi isi ulang supercepat tetap perlu didukung oleh infrastruktur besar. Di samping itu, timbul keraguan tentang dampak negatif pengisian daya intensif secara berkala pada umur baterai.
Namun, mengingat pendekatan China yang memperlakukan mobil sebagai produk teknologi sekali pakai, keausan baterai yang cepat mungkin bukan menjadi perhatian utama bagi produsen.
Pengaruh kompetisi teknologi ini telah dirasakan di Israel, tempat para konsumen cermat melacak tren pasaran mobil Cina dan umumnya menuntut varian model yang lebih mutakhir.
Dengan banyaknya pembeli yang didorong oleh FOMO (fear of missing out), pengenalan pengisian daya yang sangat cepat dapat semakin mengganggu pasar kendaraan listrik yang sudah melambat.
Salah satu alasan perlambatan ini adalah konsumen merasa teknologi kendaraan listrik saat ini — seperti layar infotainment besar — telah mencapai titik jenuh, dengan sedikit perbedaan antarmerek.
Jika importir menawarkan akses ke pengisian daya ultra cepat terkini di Israel, bahkan dengan hanya beberapa stasiun percontohan yang memungkinkan pengisian ulang lima menit untuk pelanggan tertentu, pasar kendaraan listrik lokal dapat memasuki fase persaingan baru: perang pengisian daya. (Tribun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar