
Microsoft dituding telah memberhentikan karyawannya yang menyuarakan protes dalam pesta ulang tahun ke-50 perseroan pada tanggal 4 April 2025 kemarin. Para pekerja ini mengungkapkan ketidaksetujuan mereka atas langkah perusahaan untuk menyalurkan teknologi Artificial Intelligence kepada angkatan bersenjata Israel.
Dalam surat PHK-nya, Microsoft menuduh salah satu pekerja atas pelanggaran yang “Dirancang untuk mendapatkan perhatian publik serta menyebabkan terganggunya acara yang sangat dinanti,” menurut laporan AP .
Aboussad berkantor di kantor pusat Microsoft Kanada, Toronto. Senin lalu, ia mendapat undangan panggilan telepon dengan seorang perwakilan divisi SDM bahwa dia akan segera dipecat. Microsoft menyebut ada pekerja lain yang mengajukan pengunduran diri.
Surat pemutusan hubungan kerja yang diberikan oleh Microsoft kepada Aboussad menyatakan bahwa, bukannya melalui presentasi publik, keluhan dapat diajukan secara pribadi dan rahasia ke seorang manajer.
Perusahaan mengatakan bahwa Aboussad dianggap telah membuat tuduhan yang bermusuhan, tidak beralasan, dan sangat tidak pantas terhadap Suleyman serta Microsoft. Perilakunya dianggap sangat agresif dan mengganggu sehingga harus dikawal ke luar ruangan oleh petugas keamanan.
Selain Aboussad, karyawan Microsoft lain bernama Vaniya Agrawal juga ikut melayangkan protes di waktu yang sama.
Agrawal telah memberikan pemberitahuan dua minggu kepadanya dan bersiap untuk meninggalkan perusahaan pada tanggal 11 April. Kendati demikian, pada Senin lalu seorang manajer mengirim email bahwa Microsoft "telah memutuskan untuk membuat pengunduran dirinya berlaku efektif mulai hari ini."

Ini adalah protes yang paling terbuka lanjutan atas kerja sama Microsoft dengan Israel. Februari lalu, lima karyawan Microsoft juga pernah dikeluarkan dari sebuah pertemuan dengan CEO Satya Nadella karena memprotes kontrak tersebut.
Protes AI Microsoft Dijual ke Militer Israel
Jumat (4/4) Insinyur perangkat lunak Microsoft Ibtihal Aboussad mendadak berjalan ke arah panggung. Ia tiba-tiba berteriak protes saat CEO Microsoft AI Mustafa Suleyman presentasi.
“Anda mengaku peduli dengan penggunaan AI untuk kebaikan, tetapi Microsoft menjual senjata AI kepada militer Israel,” teriak Aboussad ke arah Suleyman.
“Lima puluh ribu orang telah tewas dan Microsoft mendukung genosida ini di wilayah kami,” tambahnya.
Protes tersebut membuat Suleyman harus menunda presentasinya sementara ketika acaranya ditayangkan secara langsung dari kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington. Acara ini juga diikuti oleh salah satu pendirinya, Bill Gates, serta mantan CEO-nya, Steve Ballmer.
Berbicara tentang penggunaan kecerdasan buatan milik Microsoft di Israel, Associated Press Sebelumnya telah menyelidiki dan mengungkapkan bahwa model artificial intelligence (kecerdasan buatan) yang dikembangkan oleh Microsoft dan OpenAI, dipakai dalam program militer Israel. Teknologi tersebut dimanfaatkan untuk memilih sasaran serangan bom saat mereka melancarkan agresi terhadap daerah Gaza sampai Lebanon.
Terdapat pula informasi terkait serangan udara Israel yang tidak sengaja di tahun 2023, yang menimpa kendaraan berisi anggota keluarga Lebanon, menyebabkan kematian tiga anak perempuan serta nenek mereka.
AP juga mendapati bahwa ada data dan dokumen internal perusahaan yang menunjukkan hubungan dekat Microsoft dengan militer Israel, termasuk bagaimana penggunaan teknologi AI komersial meningkat hampir 200 kali lipat setelah serangan 7 Oktober 2023. Dokumen itu juga mengungkap detail yang belum pernah dilaporkan sebelumnya tentang kontrak rahasia Microsoft senilai USD133 juta dengan militer Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar