
Sistem pengereman anti-lock braking system (ABS) telah menjadi standar keselamatan penting pada kendaraan modern.
Meski pengendara paling mahir pun, masih sering kali berurusan dengan kondisi darurat di jalanan. Teknologi rem anti-lock (ABS) datang sebagai jawaban untuk mencegah kecelakaan parah, karena membantu mempertahankan kontrol mobil ketika melakukan pengereman mendadak.
ABS bekerja dengan mencegah roda terkunci selama pengereman keras, yang kerap menyebabkan kendaraan tergelincir atau kehilangan arah.
Menggunakan teknologi pengereman yang cepat dan otomatis, sistem ini membolehkan pengendara untuk menuntun kendaraannya menuju rute yang lebih aman.
Menurut statistik yang dikeluarkan oleh Asosiasi Jalan Raya Will, sistem rem anti-lock (ABS) mampu menekan jumlah kecelakaan non-mortalitas sampai dengan 6%. Meskipun demikian, dampaknya terhadap tingkat kecelakaan mortalitatis relatif rendah. Sejak tahun 2011 di Amerika Serikat, pemasangan sistem ini sudah jadi bagian wajib dalam spesifikasi mobil baru.
Sistem ini telah terbukti mengurangi jarak pengereman hingga 10-15% pada keadaan normal dibandingkan dengan mobil yang tidak dilengkapi dengan sistem ABS, sebagaimana dinyatakan oleh penelitian Departemen Kehakiman Amerika Serikat.
Hal ini menjadikan ABS sebagai fitur keselamatan yang krusial, terutama dalam situasi mendesak di jalan raya.
ABS memiliki empat bagian penting yakni sensor putaran pada tiap roda, katup penyesuaikan tekanan pengereman, pompa hidrolik, serta kontroler yang memantau sistem sesuai dengan informasi dari sensor tersebut.
Kerjasama dari ketiga unsur tersebut menghasilkan sistem rem yang cepat menyesuaikan diri dengan permukaan jalan.
Jenis ABS pun bervariasi sesuai dengan kebutuhan kendaraan. ABS empat roda umum pada mobil penumpang dan truk ringan, sedangkan ABS roda belakang lebih banyak digunakan pada kendaraan niaga ringan seperti pickup dan SUV.
Sepeda motor sendiri menggunakan ABS saluran ganda untuk memastikan keselamatan pengendara di berbagai kondisi.
Keberadaan ABS sangat berkontribusi terhadap efisiensi dan keselamatan operasional. Sistem ini mengurangi risiko kecelakaan, memperpanjang usia sistem rem, dan menekan biaya pemeliharaan kendaraan.
Menurut laporan tren teknologi armada Verizon 2025, penerapan teknologi keselamatan termasuk ABS dan pelacakan pemeliharaan, telah menurunkan biaya perawatan kendaraan hingga 16% dan mengurangi biaya kecelakaan sebesar 22%.
Meski begitu, ABS bukanlah jaminan mutlak terhindarnya kecelakaan. Dalam kondisi jalan licin atau berkerikil, ABS justru dapat memperpanjang jarak pengereman.
Oleh karena itu, pelatihan mengemudi aman tetap diperlukan. Pengemudi dianjurkan menjaga jarak aman, mematuhi batas kecepatan, dan meningkatkan kewaspadaan dalam cuaca buruk.
Dukungan teknologi seperti sistem manajemen armada modern dan dashcam berbasis telematika dapat semakin memaksimalkan manfaat ABS.
Inovasi teknologi ini mendukung para manajer armada dalam mengawasi tindakan berkendara karyawan, merencanakan servis rutin pada rem dengan cara proaktif, dan juga mendorong atmosfer keamanan lebih baik di tempat kerja mereka.
Mengingat banyaknya keuntungan seperti pengurangan selip, pemeliharaan kesetimbangan mobil, serta pencegahan tabrakan, sistem ABS telah menjadi komponen penting untuk menciptakan masa depan industri perjalanan yang lebih aman dan efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar