Saat ini banyak orang yang suka berkumpul dan makan di tempat seperti cafe dan restoran yang menyediakan makan siap saji. Padahal makanan ini di negara asalnya di kenal junk food alias makanan sampah. Kalau di Indonesia, junk food masih dikategorikan makanan modern dan berkelas. Ada prestise tersendiri ketika berkumpul dan makan di tempat cafe dan resotran siap saji.
Junk Food ini menjadi terkenal karena penyajiannya yang mudah cepat, siap di pintu (delivery order) dan katanya 'enak'. Kalau sudah urusan lidah memang susah ngobatinnya. Ternyata memang tidak cuma anak-anak saja yang suka, banyak juga dari kalangan 'tua'.
Apa Junk Food? Junk food adalah istilah ejekan (slang) untuk makanan bernilai gizi sedikit dan memiliki kandungan gula, garam, dan kalori tinggi. Istilah ini diyakini diciptakan oleh Michael Jacobson, direktur Pusat Ilmu Pengetahuan untuk Kepentingan Umum, pada tahun 1972.
Yang termasuk kategori junk food termasuk makanan ringan (biasanya asin), permen karet, permen biasa, makanan penutup super manis, makanan cepat saji, dan minuman berkarbonasi. Contohnya seperti hamburger, pizza, dan taco. Biasanya lebih dikarenakan pemakaian bahan-bahan dan teknologi yang digunakan sebelum memasak.
Meskipun biasanya juga, makanan sejenis di atas yang homemade dan diolah ibu-ibu yang rajin memasak, bisa juga dikategorikan junk food.Bukankah kadang terjadi kesalahan dalam memasak juga? Hingga nutrisi dalam makanan bisa rusak dan tak berguna.
Bahaya Junk Food
Penelitian oleh Paul Jonhson dan Paul Kenny dalam Scripps Research Institute 2008 mengatakan bahwa mengonsumsi Junk Food dapat mengakibatkan ganguan aktivitas otak, seperti yang disebabkan oleh narkoba semisal kokain dan heroin.
Percobaan pada tikus-tikus yang mempunyai akses tak terbatas dengan junk food, pusat kesenangan tikus menjadi lebih peka, mereka membutuhkan lebih banyak makanan untuk memuaskan diri. Setelah diganti dengan diet sehat, para tikus rela kelaparan selama dua minggu, bukannya makan makanan sehat yang disediakan. British Journal of Nutrition tahun 2007 mengeluarkan studi yang menyebutkan bahwa jika tikus betina menngonsumsi junk food selama hamil, besar kemungkinan menurunkan kebiasaan makan tak sehatnya pada keturunan mereka.
Sebagai pemanasan, saya kasih kalian sejarah coca-cola. Minuman berkarbonasi terkenal ini dulunya dibuat untuk dijual ke toko obat alias farmasi. Tujuannya untuk mengurangi rasa sakit pada luka. Apalagi saat itu jaman perang.
Sama-sama berbahanya juga adalah pewarna buatan pada makanan dan minuman juga. Disinyalir dan dipastikan makanan dan minuman semisal junk food ini punya banyak 'tambahan makanan' yang bisa berbahaya bagi tubuh. Lebih baik ganti ke pewarna alami saja.
Sebuah studi tahun 2006 tentang soft drink, studi tentang minuman berkarbonasi or bersoda yang biasanya disajikan dingin-dingin menyegarkan ini terNYATA selalu mengandung sedikit alkohol. Ini dikarenakan sepanjang proses fermentasi gula di tempat tak begitu steril (mungkin maksudnya buat nyeterilkan hasil). Kadang alkohol juga digunakan saat menyiapkan ektrak perasa.
Untuk lebih jelasnya, baca dibawah ini ...
Junk Food ini menjadi terkenal karena penyajiannya yang mudah cepat, siap di pintu (delivery order) dan katanya 'enak'. Kalau sudah urusan lidah memang susah ngobatinnya. Ternyata memang tidak cuma anak-anak saja yang suka, banyak juga dari kalangan 'tua'.
Poster di Area Camp's Pendleton 21 mengenai bahaya mengonsumsi Junk Food |
Yang termasuk kategori junk food termasuk makanan ringan (biasanya asin), permen karet, permen biasa, makanan penutup super manis, makanan cepat saji, dan minuman berkarbonasi. Contohnya seperti hamburger, pizza, dan taco. Biasanya lebih dikarenakan pemakaian bahan-bahan dan teknologi yang digunakan sebelum memasak.
Meskipun biasanya juga, makanan sejenis di atas yang homemade dan diolah ibu-ibu yang rajin memasak, bisa juga dikategorikan junk food.Bukankah kadang terjadi kesalahan dalam memasak juga? Hingga nutrisi dalam makanan bisa rusak dan tak berguna.
Bahaya Junk Food
Penelitian oleh Paul Jonhson dan Paul Kenny dalam Scripps Research Institute 2008 mengatakan bahwa mengonsumsi Junk Food dapat mengakibatkan ganguan aktivitas otak, seperti yang disebabkan oleh narkoba semisal kokain dan heroin.
Percobaan pada tikus-tikus yang mempunyai akses tak terbatas dengan junk food, pusat kesenangan tikus menjadi lebih peka, mereka membutuhkan lebih banyak makanan untuk memuaskan diri. Setelah diganti dengan diet sehat, para tikus rela kelaparan selama dua minggu, bukannya makan makanan sehat yang disediakan. British Journal of Nutrition tahun 2007 mengeluarkan studi yang menyebutkan bahwa jika tikus betina menngonsumsi junk food selama hamil, besar kemungkinan menurunkan kebiasaan makan tak sehatnya pada keturunan mereka.
Sebagai pemanasan, saya kasih kalian sejarah coca-cola. Minuman berkarbonasi terkenal ini dulunya dibuat untuk dijual ke toko obat alias farmasi. Tujuannya untuk mengurangi rasa sakit pada luka. Apalagi saat itu jaman perang.
Sejarah Junk Food Cocacola |
Sama-sama berbahanya juga adalah pewarna buatan pada makanan dan minuman juga. Disinyalir dan dipastikan makanan dan minuman semisal junk food ini punya banyak 'tambahan makanan' yang bisa berbahaya bagi tubuh. Lebih baik ganti ke pewarna alami saja.
Sebuah studi tahun 2006 tentang soft drink, studi tentang minuman berkarbonasi or bersoda yang biasanya disajikan dingin-dingin menyegarkan ini terNYATA selalu mengandung sedikit alkohol. Ini dikarenakan sepanjang proses fermentasi gula di tempat tak begitu steril (mungkin maksudnya buat nyeterilkan hasil). Kadang alkohol juga digunakan saat menyiapkan ektrak perasa.
Untuk lebih jelasnya, baca dibawah ini ...
1 Komentar
BalasHapusmari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.