Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk. Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dalam bidang trasportasi, maka pakar-pakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadinya kenaikan suhu di seluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global ini sangat cepat yang disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.
Efek rumah kaca dapat diterangkan sebagai berikut. Energi matahari yang masuk ke bumi mengalami :
Dalam keadaan normal efek kaca dibutuhkan. Dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi jauh berbeda, artinya pada waktu malam suhu rata-rata dipermukaan bumi yang tidak terkena energi matahari akan sangat rendah bila tidak ada efek rumah kaca.
Selain gas karbon dioksida, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida, nitrogen monoksida, dan nitrogen dioksida serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan kholrofluoro karbon. Gas-gas tersebut memang peranan penting dalam peningkatan efek rumah kaca dan disebut gas rumah kaca.
Dampak Linkungan Pemanasan Global
Selama era pra-industri, menurut perkiraan efek rumah kaca telah meninkat suhu bumi rata-rata sekitar 1-5 derajat celsius. Perkembangan ekonomi dunia diperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3-02% pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 derajat celsius sekitar tahun 2030.
Akibat Dari Kenaikan Suhu
Perubahan (kenaikan) suhu yang sepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuan untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanasan global dapat menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan dalam tanah dalam bentuk bahan-bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi karbon dioksida dan metana oleh keggiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktifitas mikroba, yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai. Naiknya permukaan laut juga membawa implikasi lain seperti erosi wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau, dan terumbu karang, naiknya salinitas di wilayah Estuaria dan wilayah pesisir lainnya, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intensitas cahaya di dasar laut serta naiknya tinggi gelombang. Akibat perubahan iklim global, keseimbangan biologis di laut akan mengalami perubahan yang dapat meningkatkan jumlah ganggang di lautan. Beberapa jenis ganggang ini diketahui mengeluarkan racun yang membahayakan kehidupan laut dan dapat meracuni manusia yang memkan ikan dan hasil laut lainnya.
Jadi perubahan iklim akibat pemanasan blobal bukan saja berdampak negatif terhadap ekosistem, melainkan juga langsung mempengaruhi sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Efek rumah kaca dapat diterangkan sebagai berikut. Energi matahari yang masuk ke bumi mengalami :
- 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
- 25% diserap awan
- 45% diadsorpsi permukaan bumi
- 05% dipantulkan kembali permukaan bumi
Dalam keadaan normal efek kaca dibutuhkan. Dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi jauh berbeda, artinya pada waktu malam suhu rata-rata dipermukaan bumi yang tidak terkena energi matahari akan sangat rendah bila tidak ada efek rumah kaca.
Selain gas karbon dioksida, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida, nitrogen monoksida, dan nitrogen dioksida serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan kholrofluoro karbon. Gas-gas tersebut memang peranan penting dalam peningkatan efek rumah kaca dan disebut gas rumah kaca.
Dampak Linkungan Pemanasan Global
Selama era pra-industri, menurut perkiraan efek rumah kaca telah meninkat suhu bumi rata-rata sekitar 1-5 derajat celsius. Perkembangan ekonomi dunia diperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3-02% pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 derajat celsius sekitar tahun 2030.
Akibat Dari Kenaikan Suhu
Perubahan (kenaikan) suhu yang sepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuan untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanasan global dapat menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan dalam tanah dalam bentuk bahan-bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi karbon dioksida dan metana oleh keggiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktifitas mikroba, yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai. Naiknya permukaan laut juga membawa implikasi lain seperti erosi wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau, dan terumbu karang, naiknya salinitas di wilayah Estuaria dan wilayah pesisir lainnya, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intensitas cahaya di dasar laut serta naiknya tinggi gelombang. Akibat perubahan iklim global, keseimbangan biologis di laut akan mengalami perubahan yang dapat meningkatkan jumlah ganggang di lautan. Beberapa jenis ganggang ini diketahui mengeluarkan racun yang membahayakan kehidupan laut dan dapat meracuni manusia yang memkan ikan dan hasil laut lainnya.
Jadi perubahan iklim akibat pemanasan blobal bukan saja berdampak negatif terhadap ekosistem, melainkan juga langsung mempengaruhi sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar