Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sejarah Legendaris: 7 Makanan Khas Lumajang dengan Cita Rasa dan Cerita Menggugah

Jumat, 13 Juni 2025 | Jumat, Juni 13, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-21T12:23:23Z

Dikenal sebagai kota di kaki Gunung Semeru dengan lanskap alam yang menakjubkan, Lumajang ternyata juga menyimpan kekayaan kuliner legendaris yang penuh cerita dan cita rasa otentik. Di tengah semilir angin pegunungan dan suasana khas kota kecil yang bersahaja, kuliner tradisional Lumajang tumbuh bersama sejarah, diwariskan turun-temurun, dan tetap eksis di tengah gempuran makanan modern.

Menikmati kuliner legendaris Lumajang berarti turut menyelami sejarah masyarakatnya, mengenali selera yang membentuk identitas daerah, dan menghargai kreativitas dalam menjaga resep lama tetap relevan di zaman sekarang.

Setiap hidangan tak hanya memanjakan lidah, tapi juga menghadirkan pengalaman budaya dan nilai sejarah yang kaya. Bagi wisatawan yang berencana wisata kuliner ke Lumajang tahun 2025, berikut daftar makanan khas Lumajang yang legendaris dan wajib kamu cicipi.

1. Bakso Lumajang – Warisan Perantau yang Jadi Ikon Kota

Tak ada yang bisa memisahkan Lumajang dan bakso. Meski banyak daerah di Indonesia punya bakso khasnya masing-masing, Bakso Lumajang punya cerita unik. Awalnya dibawa oleh warga Magetan yang merantau ke Lumajang sekitar tahun 1970-an, bakso ini langsung beradaptasi dengan selera lokal, lebih asin, lebih gurih, dan kuahnya lebih medok.

Biasa dijual dari gerobak keliling hingga warung tetap, bakso ini biasanya disajikan dengan mie kuning, bihun, tahu goreng, sayuran segar, dan sambal pedas yang mantap. Sekali suap, kamu akan mengerti kenapa bakso jadi makanan nomor dua setelah nasi bagi warga Lumajang.

2. Tahu Campur – Perpaduan Lembut, Gurih, dan Kenangan Masa Lalu

Tahu Campur Lumajang bukan sekadar makanan, tapi juga bagian dari sejarah kuliner lokal. Campuran tahu goreng, lontong, tauge, kerupuk, dan kuah petis kacang yang kental ini punya rasa khas yang langsung membekas.

Dua tempat legendaris adalah:

  • Tahu Campur Mak Ros (berdiri sejak 1982)

  • Tahu Campur Mbok Mira (yang dipercaya sudah ada sejak 1940-an)

Tekstur tahu yang setengah matang, petis khas Jawa Timur yang gurih, dan racikan sambal yang pas menjadikan tahu campur ini favorit lintas generasi. Cocok dinikmati saat sore hari dengan es jeruk hangat.

3. Krecek Rebung – Kuliner Langka yang Jadi Warisan Budaya

Tak banyak daerah di Indonesia yang punya kuliner seperti ini. Krecek Rebung khas Lumajang terbuat dari rebung bambu muda jenis petung atau jajang yang melalui proses panjang: direbus selama berjam-jam, dipotong kecil, ditusuk seperti sate, lalu diasapi selama 1–2 bulan di atas tungku kayu bakar.

Hasilnya adalah aroma asap khas, rasa gurih pekat, dan tekstur kenyal yang menyerupai daging. Biasanya disajikan dengan opor santan, sambal petis, bubuk kedelai, dan telur goreng, serta disantap bersama lontong.

Krecek Rebung Lumajang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada November 2024, pengakuan yang menegaskan nilai kuliner ini bagi identitas Lumajang.

4. Ayam Asap Kare Pedas (Ayam Engkung) – Sajian Pekat ala Warung Mbok Trubus

Sejak tahun 1982, Warung Mbok Trubus dikenal sebagai tempat yang menyajikan Ayam Engkung Alas Semeru, yaitu ayam kampung utuh yang diasapi selama 4 jam, lalu dimasak dengan kuah kare pedas penuh rempah.

Aromanya khas asap, kuahnya merah-oranye, dan rasanya kaya rempah dengan sensasi pedas yang meresap hingga ke tulang. Disajikan dengan nasi putih, sambal, dan lalapan segar, sajian ini cocok untuk kamu yang ingin kuliner ekstrem tapi tetap tradisional.

Pilihan tepat buat makan besar bareng keluarga atau teman pendaki setelah turun dari jalur Semeru.

5. Sego Kelor & Pecel Telo – Sajian Tradisional Bernutrisi Tinggi

Bagi yang mencari makanan sehat, Sego Kelor dan Pecel Telo adalah dua pilihan khas Lumajang yang layak dicoba.

  • Sego Kelor: nasi hijau dari ekstrak daun kelor, disajikan dengan lauk pauk lokal seperti tempe kering, perkedel kentang, tumis pare, ikan asin, dan sambal bawang.

  • Pecel Telo: versi unik dari pecel, di mana nasi diganti dengan ubi jalar (telo), disajikan dengan sayuran lokal seperti jantung pisang, kenikir, dan semanggi, lalu disiram bumbu kacang gurih.

Keduanya menggabungkan kearifan lokal dan nilai gizi tinggi, rekomendasi untuk kamu yang ingin menikmati kuliner sehat ala kampung.

6. Kue Latok & Lupis – Jajanan Tradisional Penuh Warna dan Rasa

Jangan lupa bawa pulang jajanan tradisional khas Lumajang yang kerap hadir di pasar dan acara adat, Cocok untuk oleh-oleh atau camilan sore dengan teh hangat.

  • Kue Latok: terbuat dari tepung tapioka kenyal, diberi warna alami, disajikan dengan kelapa parut dan gula merah cair. Teksturnya lembut, manis, dan bikin nostalgia.

  • Lupis isi gula merah: disajikan dalam bentuk segitiga atau bulat, berisi gula merah yang meleleh saat digigit, dan dilapisi kelapa parut segar.

Kuliner khas Lumajang bukan cuma soal rasa, ini adalah cerita, perjalanan, dan warisan yang hidup di setiap suapan. Dari bakso keliling yang dibawa perantau, hingga krecek rebung yang diasapi berbulan-bulan, semua menyimpan nilai tradisi dan kearifan lokal yang patut dijaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update