Di tengah gempuran tren kuliner modern dan viral di media sosial, Ponorogo tetap setia pada akar rasanya. Kota Reog ini, yang dulunya lebih dikenal karena seni budaya, kini mulai dilirik para food traveler sebagai destinasi kuliner otentik di Jawa Timur. Di tahun 2025, geliat kuliner legendarisnya semakin hidup, tidak hanya dipertahankan oleh para pelestari rasa, tapi juga dikemas lebih menarik oleh generasi muda tanpa kehilangan identitas aslinya.
Kawasan alun-alun hingga warung tersembunyi di sudut desa ramai dikunjungi pecinta kuliner yang ingin mencicipi langsung hidangan khas dengan sejarah panjang. Mulai dari sate ayam dengan potongan tipis ala Sobikun, hingga segarnya Es Dawet Jabung yang diburu saat cuaca panas menyerang siang hari. Konten “kuliner jadul Ponorogo” makin ramai, menandakan antusiasme generasi baru terhadap rasa lama yang kembali naik daun.
Lebih dari sekadar makanan, kuliner Ponorogo adalah cerita tentang warisan, tradisi keluarga, dan cita rasa yang konsisten dijaga selama puluhan tahun. Inilah deretan kuliner legendaris di Ponorogo yang tetap dicari hingga 2025, lengkap dengan tempat rekomendasi dan pengalaman unik yang menyertainya.
Sate Ayam Ponorogo – Kelezatan yang Diakui Presiden

Tidak lengkap rasanya ke Ponorogo tanpa mencicipi Sate Ayam khas kota ini. Berbeda dari sate Madura, potongan dagingnya memanjang, empuk, dan dibakar dengan arang hingga matang sempurna. Bumbu kacangnya kental dan manis gurih, khas racikan turun-temurun. Warung Sate H. Tukri Sobikun, yang berdiri sejak 1975, menjadi ikon kuliner yang bahkan pernah dikunjungi oleh dua Presiden RI.
Dengan proses marinasi yang khas dan penggunaan arang kayu, aroma smokey-nya menggoda sejak dari kejauhan. Sate ini sering jadi highlight di vlog kuliner dan acara TV. Rasanya yang konsisten membuatnya tetap jadi primadona di tengah menjamurnya sate modern.
Soto Borang – Hangat, Gurih, dan Bernostalgia

Berdiri sejak 1983, Soto Borang adalah pilihan terbaik saat pagi atau sore hari. Kuahnya bening tapi kaya rempah, dengan suwiran ayam kampung dan taburan bawang goreng. Bagi warga lokal, ini adalah comfort food sejati, terutama saat musim hujan atau saat mudik Lebaran.
Beberapa cabang Soto Borang kini hadir di berbagai titik kota, namun suasana warung aslinya tetap jadi favorit bagi mereka yang ingin merasakan nuansa klasik dari masa kecil.
Sate Blendet – Sate Kuah Kuning yang Unik

Bagi yang ingin sesuatu yang berbeda, Sate Blendet bisa jadi pilihan. Disajikan dengan kuah kuning kental mirip opor, sate ini tidak hanya dibakar, tetapi juga direndam dalam kuah gurih sebelum disajikan. Cita rasanya kompleks, ada manis, gurih, dan sedikit rempah.
Biasanya disantap dengan nasi hangat, tahu, dan lalapan segar. Tempat ini mulai banyak dibagikan di media sosial karena tampilan uniknya yang kontras dari sate pada umumnya.
Rica-Rica Mentok Bu Win Dasun – Pedasnya Nampol

Terletak agak jauh dari pusat kota, Rica-Rica Mentok Bu Win tetap jadi buruan pencinta pedas. Daging mentok (itik) yang dimasak hingga empuk disajikan dengan bumbu rica merah yang meresap sampai ke tulang. Sensasinya kuat, berani, dan bikin nagih.
Lokasinya yang sederhana di Desa Dasun justru jadi daya tarik tersendiri. Tempat ini kerap viral di TikTok karena pedasnya dianggap "level akhir."
Es Dawet Jabung – Segar dan Tradisional

Minuman yang satu ini cocok sebagai penutup kuliner pedas. Es Dawet Jabung terdiri dari cendol hijau kenyal, santan segar, dan gula merah cair yang legit. Kesegaran dawet ini jadi penyelamat saat siang hari, apalagi jika dinikmati di warung pinggir jalan yang langsung menghadap sawah.
Minuman ini bukan sekadar pelepas dahaga, tapi juga ikon Ponorogo yang punya fanbase sendiri.
Nasi Pecel Tumpuk – Simbol Kesederhanaan Penuh Rasa
Hidangan ini mencerminkan filosofi Jawa: sederhana, tapi kaya makna. Pecel Tumpuk Mangunsuman terkenal dengan sayuran segar yang ditumpuk di atas nasi hangat, lalu disiram bumbu kacang yang pedas manis. Ditambah rempeyek, kerupuk gendar, dan tempe goreng, rasanya semakin komplet.
Tempat ini jadi andalan sarapan banyak warga lokal dan wisatawan yang ingin menikmati cita rasa tradisional tanpa modifikasi.
Gethuk Golan – Kudapan Manis yang Jadi Oleh-Oleh

Kuliner Ponorogo, Warisan Rasa yang Terus Hidup
Kuliner legendaris Ponorogo bukan hanya soal rasa yang nikmat, tetapi juga tentang waktu, bagaimana cita rasa diwariskan dari generasi ke generasi, tetap konsisten di tengah perubahan zaman. Di tengah kemunculan tren kuliner kekinian, warung-warung legendaris ini justru makin diburu, menjadi bukti bahwa rasa autentik selalu punya tempat di hati para pecinta kuliner.
Jika kamu berencana ke Ponorogo tahun ini, jangan hanya datang untuk menyaksikan Reog. Sisihkan waktu khusus untuk menyusuri jejak rasa yang hidup di sudut-sudut kota. Karena di setiap suapan, ada cerita yang tak lekang oleh waktu.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar