
FSAGUNG Merasa cerdas memang tidak menjadi masalah, terutama bila didukung oleh keterampilan nyata serta kerendahan hati. Akan tetapi, beberapa individu malah tersesat dalam fantasi tentang keagungan mereka sendiri.
Seringkali mereka membesar-besarkan derajat kepintaran mereka dan cenderung merasa superior dibandingkan dengan orang lain.
Seseorang yang percaya bahwa dia sangat cerdas biasanya memiliki tanda-tanda perilaku khas yang dapat diamati melalui gaya berbicara, bagaimana mereka bersikap pada orang lain, dan juga dalam mengatasi ketidaksepakatan.
Berdasarkan artikel di halaman Small Business Bonfire pada Rabu (9/4), berikut ini adalah 7 tanda-tanda yang menunjukkan seseorang merasa dirinya sangat cerdas.
1. Mereka Terus-Menerus Menganggap Diri Sendiri Saja yang Tepat
Orang yang terlalu yakin dengan kecerdasannya sering kali merasa bahwa semua pendapat dan pemikirannya adalah yang paling benar.
Mereka kebanyakan enggan mengakui saran dari pihak luar, meski fakta yang disajikan benar-benar gamblang dan rasional.
Mereka masih akan terus mengekspresikan pandangan mereka dengan keras kepala, sebagai jika pengakuan kesalahan merupakan bentuk ketidakmampuan.
Sebenarnya, mampu mengakuinya kekeliruan merupakan indikasi bahwa individu tersebut memiliki tingkat kematangan serta niat untuk maju.
Apabila ada individu yang senantiasa berkeinginan untuk unggul dalam perselisihan serta enggan mendengarkan sudut pandangan lain, mungkin hal tersebut disebabkan oleh kepercayaan diri mereka bahwa mereka superior dibandingkan dengan orang-orang di sekitarnya.
2. Mereka Tidak Mau Mendengarkan Orang Lain
Salah satu tanda paling jelas dari orang yang merasa dirinya paling pintar adalah sikap enggan mendengarkan orang lain.
Mereka lebih suka berbicara, menyampaikan opini, dan menunjukkan pengetahuan mereka, tapi sangat jarang benar-benar memperhatikan apa yang dikatakan orang lain.
Bahkan, mereka cenderung memotong pembicaraan atau mengganti topik agar kembali fokus pada diri mereka. Padahal, mendengarkan adalah bagian penting dari komunikasi yang sehat.
Dengan mendengarkan, kita bisa belajar dari pengalaman dan sudut pandang orang lain. Orang yang merasa dirinya terlalu pintar sering kali lupa bahwa tidak ada orang yang tahu segalanya, dan selalu ada hal baru yang bisa dipelajari dari siapa pun.
3. Mereka Kebanyakan Mengungkapkan Sesuatu yang Mudah Secara Ribet
Seringkali orang yang mengira bahwa dia sangat cerdas berusaha membuktikan kehebatannya dengan menerangkan hal-hal kompleks bahkan ketika subjek tersebut sebetulnya mudah dipahami.
Mungkin mereka cukup menggunakan terminologi teknis, jargon ilmiah, atau ide-ide yang sangat rumit cuma untuk tampak luar biasa di hadapan oranglain.
Akan tetapi, hal itu malah menyebabkan kebingungan bagi pihak lain dan membuat pesan menjadi sulit dipahami. Sebaliknya, salah satu tanda dari seseorang yang sungguh pintar adalah kemampuan mereka untuk menguraikan ide-ide kompleks dengan kata-kata yang sederhana dan mudah diartikan.
Maka, apabila ada orang yang senantiasa memperumit penjelasannya dengan bertele-tele, mungkin saja mereka mencoba untuk tampak lebih pintar dari kemampuan aslinya.
4. Mereka Gagal Menghadapi Masukankritik
Orang yang merasa dirinya paling pintar cenderung sulit menerima kritik atau masukan dari orang lain.
Ketika ada yang memberikan saran atau menunjukkan kesalahan, mereka bisa langsung tersinggung, merasa diserang, atau bahkan menyerang balik.
Mereka melihat kritik bukan sebagai bentuk perhatian atau keinginan untuk membantu mereka tumbuh, tapi sebagai ancaman terhadap ego dan harga diri mereka.
Padahal, kritik yang membangun justru bisa menjadi cermin yang membantu seseorang untuk melihat kekurangan dirinya sendiri dan memperbaikinya.
Ketika seseorang menolak semua bentuk kritik dan selalu membela diri mati-matian, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka melebih-lebihkan tingkat kecerdasannya sendiri.
5. Mereka Sering Ingin Membuktikan Diri Bahwa Mereka Pintar
Seringkali orang yang mengira diri sendiri sangat cerdas berpikir bahwa mereka harus secara kontinu membuktikan kecerdasan mereka.
Mereka cenderung banyak mengatakan tentang pangkat, prestasi, atau seberapa keras dan kompleks tugas yang mereka lakukan.
Malahan, mereka mungkin mengalihkan topik percakapan supaya tetap berfokus pada diri mereka sendiri serta keahlian mereka.
Tipe sikap demikian dapat dianggap sebagai sok tau serta menyebabkan ketidaknyamanan pada pihak lain. Sebenarnya, individu yang memang cerdas kecenderungan mereka enggan untuk menunjukkan atau membuktikan sesuatu kepada siapa pun.
Mereka cenderung menggambarkan nilai-nilai pribadi melalui perbuatan konkret serta bagaimana mereka bertingkah terhadap orang lain, daripada dengan bicara tanpa henti.
6. Mereka Kurang Berempati
Kemampuan untuk memahami serta merasakan perasaan orang lain disebut dengan empatis. Ironisnya, individu yang sangat bergantung pada logika dan berpikir bahwa mereka cerdas kerap melupakan aspek emosi tersebut.
Kebanyakan dari mereka melihat hal-hal dengan cara yang lebih logis dan berusaha 'mengatasi' permasalahan orang lain menggunakan pemikiran analitis; meskipun demikian, tak semua persoalan membutuhkan penyelesaian yang bersifat teknikal atau sistematis.
Sebagai contoh, ketika seorang teman mengeluhkan permasalahan pribadinya, orang tersebut mungkin dengan cepat memberikan saran layaknya menjawab soal matematika, tanpa menyadari bahwa yang dibutuhkan oleh temannya hanyalah diajak berbicara dan didengar.
Kelangkaan empati ini dapat membentuk kesenjangan dalam interaksi sosial dan menyebabkan individu lain merasa tak terhargai dari segi perasaan.
7. Mereka Mengabaikan Usulan orang lain
Sikap meremehkan atau menolak ide orang lain secara langsung sering terlihat pada orang yang merasa dirinya paling pintar.
Mereka seakan-akan berpikir bahwa hanya ide atau solusi mereka saja yang benar dan patut dipertimbangkan. Ketika orang lain mencoba memberikan pendapat, mereka langsung menyanggah tanpa memberi kesempatan untuk dijelaskan lebih jauh.
Hal ini bisa membuat suasana kerja atau diskusi menjadi tidak nyaman, dan bisa menutup peluang hadirnya ide-ide cemerlang dari orang lain.
Sikap seperti ini biasanya bukan karena ide orang lain memang buruk, tapi karena mereka tidak mampu menerima kenyataan bahwa orang lain pun bisa cerdas dan punya pandangan yang bernilai.
0 Komentar