Penggunaan AI ( Artificial Intelligence Kini semakin menjamur dan tak lagi dibatasi oleh tempat dan jam. Hampir seluruh bidang sudah mulai berpengaruh seperti ini. menggunakan kecerdasan buatan untuk meringankan tugas , sehingga tingkat produktivitas dan kinerjanya menjadi lebih baik.
Tetapi, adakah kebenarannya bahwa AI hanya memberikan manfaat penuh? Adakah efek samping negatif dari AI yang mungkin berubah menjadi bom waktu di masa mendatang?
Beberapa waktu lalu, dunia maya sempat dihebohkan oleh tren penggunaan AI untuk menghasilkan gambar bergaya Studio Ghibli, sebuah studio animasi ternama yang didirikan oleh Hayao Miyazaki. Meskipun tren ini banyak digemari dan tersebar di berbagai platform , ternyata Miyazaki sendiri menolak ide tersebut.
Menurut laporan dari saluran YouTube Manhattan Project for a Nuclear-Free World, pada klip video-nya, Miyazaki mengungkapkan bahwa dia tidak memiliki minat terhadap aplikasi AI.
Lebih lanjut lagi, terdapat artikel dari Planet Detroit yang berjudul " Jejak Lingkungan AI: Berapa Banyak Energi yang Dibutuhkan untuk Menjalankan ChatGPT? Menjelaskan bahwa penerapan luas AI bisa memiliki efek negatif pada lingkungan, khususnya berkaitan dengan pemakaian energi dan air, serta meningkatnya emisi karbon.
Selanjutnya, bagaimana pengaruh buruk dari AI pada kehidupan kita sehari-hari? Mengapa pula AI dianggap tidak baik untuk lingkungan? Untuk informasi lebih lanjut tentang hal tersebut, silakan simak penjabaran dibawah ini.
Dampak AI Terhadap Lingkungan

Utilitas dari artificial intelligence benar-benar memberikan kenyamanan yang luar biasa di dalam rutinitas harian kita.
Dari membantu tugas-tugas rumah tangga hingga mendukung efisiensi dalam berbagai sektor industri, AI semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas manusia.
Namun, di balik manfaat tersebut, ada ironi yang menimbulkan dilema karena AI juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.
Dalam artikel yang diterbitkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) dengan judul " AI memiliki masalah lingkungan. Berikut yang bisa dilakukan dunia mengenai hal tersebut. Dijelaskan bahwa AI tak cuma bertujuan mempermudah keperluan individu saja, namun juga diterapkan untuk sejumlah aplikasi vital lainnya, misalnya pembentukan peta pencarian pasir yang dilakukan secara illegal, deteksi emisi metana dari gas rumah kaca, serta membantu riset dan proses pengambilan kebijakan dalam usaha perlindungan alam.
Walaupun sumbangan AI dalam melindungi alam sekitar layak untuk dihargai, ternyata teknologi tersebut memiliki efek samping yang merugikan.
Efek merugikan dari AI yang dianggap kurang peduli terhadap lingkungan muncul saat digunakan.
Infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjalankan kecerdasan buatan meliputi pusat data ( data centers ) menelan sejumlah besar energi, menciptakan polusi karbon, menggunakan air untuk proses pendinginannya, dan bergantung pada mineral jarang yang diekstraksi secara tak terbarukan. Dampak dari semua hal tersebut adalah gangguan langsung terhadap alam sekitar.
Apakah Anda tahu tentang efek buruk dari teknologi kecerdasan buatan? Berikut adalah detail lebih lanjut tentang kelemahan AI yang menyebabkan kurangnya kesesuaian dengan lingkungan:
1. Menghasilkan Limbah Elektronik

Dampak negatif AI yang pertama adalah kemampuannya dalam menghasilkan limbah elektronik. Pusat data yang digunakan untuk mengoperasikan layanan AI membutuhkan banyak bahan baku. Misalnya, sebuah komputer seberat 2 kg dapat mengonsumsi hingga 800 kg bahan baku dalam proses produksinya.
Karena penggunaan AI yang terus meningkat, perangkat keras cenderung cepat usang dan perlu diganti. Hal ini berkontribusi pada peningkatan volume limbah elektronik secara signifikan.
Selain itu, komponen mikrocip pada AI umumnya terbuat dari material langka yang berasal dari inti bumi dan sering ditambang dengan cara yang merusak lingkungan. Limbah elektronik ini juga mengandung zat berbahaya seperti merkuri dan timbal, yang dapat mencemari tanah dan air jika tidak dikelola dengan baik.
2. Pemakaian Air dalam Jumlah Besar
Efek buruk dari kecerdasan buatan tak sekadar berfokus pada sampah elektronik, melainkan juga merentangi penggunaan air minum yang sangat besar. Hal ini menjadikan permasalahan signifikan karena sejumlah area di planet kita telah menderita defisit air bersih.
Data center AI mengonsumsi sejumlah besar air baik untuk pembangunan maupun operasi, khususnya untuk pendinginan peralatan elektrik. Secara keseluruhan, penggunaan air ini mencakup volume yang setara dengan pemakaian enam kali lebih banyak dibandingkan total konsumsi air oleh seluruh populasi Denmark yaitu sekitar 6 juta orang. Di sisi lain, akses ke sumber air minum tetap menjadi tantangan serius di beberapa wilayah dunia.
3. Penggunaan Energi dan Emisi Gas Rumah Kaca

AI juga menyumbang jejak karbon yang signifikan karena pemakaian daya listrik yang banyak, sehingga menjadi salah satu efek buruk dari teknologi ini.
Banyak perangkat elektronik dalam pusat data AI mengandalkan energi yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Proses ini menghasilkan emisi karbon yang berkontribusi terhadap efek rumah kaca dan perubahan iklim global.
Beberapa platform AI seperti ChatGPT dan asisten virtual AI lainnya dilaporkan mengonsumsi listrik hingga 10 kali lebih banyak dibandingkan pencarian Google. Di Irlandia, pusat data AI diperkirakan akan menyumbang hingga 35% dari total konsumsi energi nasional pada tahun 2026.
Dampak Negatif AI Lainnya

Selain dampaknya terhadap lingkungan yang membuat AI dinilai kurang ramah lingkungan, ternyata ada pula sejumlah dampak negatif lainnya dari penggunaan AI.
Mengutip artikel dari laman Antara News berjudul “ 7 Dampak Negatif AI Jika Digunakan Secara Berlebihan ”, setidaknya ada tujuh hal yang perlu diwaspadai. Berikut penjelasannya:
-
Ketergantungan pada Teknologi
Penggunaan AI secara berlebihan dapat menimbulkan ketergantungan terhadap teknologi. Hal ini berpotensi mengurangi kemampuan manusia dalam berpikir kritis dan bertindak mandiri. -
Peningkatan Risiko Pengangguran
Otomatisasi yang ditawarkan oleh AI dapat menggantikan pekerjaan manusia, terutama di sektor-sektor yang mengandalkan tenaga kerja konvensional. Hal ini meningkatkan risiko pengangguran di masyarakat. -
Penurunan Kreativitas serta Kemampuan Berpikir Cognitive
Kebiasaan mengandalkan AI Dikhawatirkan hal itu bisa mengurangi kapabilitas seseorang dalam berpikir secara kreatif dan kritis, selain juga meredupkan fungsi kecerdasan otak. -
Ancaman Terkait Kerahasiaan dan Keselamatan Informasi
AI berpotensi untuk menampung dan merujuk pada sejumlah besar informasi. Namun, jika tidak diurus secara tepat, kondisi tersebut dapat menciptakan kesempatan bagi bocornya detail rahasia pribadi yang kemudian dieksploitasi oleh mereka tanpa integritas. -
Kebiasan dan Ketidakejitarian dalam DataInformasi
Hasil informasi dari teknologi AI mungkin mengandung ketidakadilan bergantung pada jenis data latihannya. Ini bisa menciptakan dampak negatif ataupun penindasan tak adil terhadap sekelompok orang dalam pengambilan keputusan maupun hasil ramalan oleh sistem tersebut. -
Menurunnya Interaksi Sosial
Ketergantungan pada teknologi AI dapat mengurangi interaksi langsung antar manusia. Ini dapat menyebabkan seseorang merasa terisolasi, yang berdampak pada peningkatan stres dan kecemasan. -
Ketiadaan Tanggung Jawab Moral
Tidak adanya entitas yang bertanggung jawab secara moral dalam penggunaan AI menjadi kekhawatiran tersendiri. Jika AI disalahgunakan, dampaknya bisa merugikan pihak tertentu dan menimbulkan masalah etika.
Meskipun AI dapat memudahkan kehidupan, penggunaannya membawa tanggung jawab besar. Oleh karena itu, kita diharapkan dapat menggunakan kecerdasan buatan ini secara lebih bijak dan bertanggung jawab.
Bijak gunakan AI untuk menghindari dampak negatif AI yang merugikan diri sendiri di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar