Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ekonomingatkan Risiko Relaksasi TKDN Bakal Dorong Relokasi Pabrik Teknologi Informasi

Selasa, 08 April 2025 | Selasa, April 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-10T08:45:31Z

FSAGUNG, JAKARTA — Celios mengomentari rencana pengenduran aturan Terkait Tingkat Kandungan Dalam Negeri ( TKDN ) berisiko membuat pabrik Alat-alat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) keluar dan meninggalkan Indonesia.

Celios Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital, mengatakan bahwa sejumlah perusahaan pembuat telepon genggam internasional telah membangun pabrik di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu ketentuan bagi mereka yang ingin menjual produknya di pasaran lokal.

Saat perusahaan-perusahaan yang sudah patuh dengan aturan TKDN menyaksikan ada kompetitor yang dapat mengimpor barang-barangnya tanpa harus mendirikan pabrik di Indonesia, hal ini tentunya membuat mereka merasa kecewa.

"Maka diperlukan kehatihan dalam menangani masalah TKDN ini. Jangan sampai peregulasan TKDN malah merugikan sektor industri secara keseluruhan," ungkap Huda saat berbicara dengan Bisnis, pada hari Selasa (8/4/2025).

Huda menegaskan bahwa pemberian kelonggaran dalam persyaratanTKDN untuk produkICT bisa jadi perlu diperhitungkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai perkembangan yang ada, misalnya seperti situasi tarik-ulur denganAppleyang sudah cukup melelahkan.

Lebih dari itu, pihak berwenang bertujuan untuk menggalakkan pembuatan barang-barang ICT lokal supaya dapat menandingi produk asing.

Akan tetapi, berbagai rintangan signifikan seperti kurangnya fasilitas umum, material dasar, serta tenaga kerja terampil yang tersedia di Indonesia menghalangi perkembangan lengkap dari lingkungan bisnis dalam bidang teknologi.

"Rileksasi ini dapat membuka pintu bagi masuknya teknologi terbaru ke Indonesia," katanya.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif ICT sekaligus pengamat ekonomi digital, Heru Sutadi mengingatkan bahwa mengurangi ketentuan TKDN berisiko besar bagi industri komponen lokal yang saat ini tengah berkembang.

Banyak perusahaan pembuat suku cadang lokal yang mengandalkan pesanan dari pabrikan telepon seluler besar, jadi implementasi aturan penurunanTKDN bisa membuat mereka kesulitan secara finansial.

“Sehingga harus berhati-hati, jangan sampai jadi bunuh diri ekonomi, karena industri dalam negeri bakal kalah saing dengan impor murah,” ujar Heru.

Selain itu, Heru juga menyoroti potensi dampak jangka panjang dari penurunan TKDN, yakni meningkatnya ketergantungan Indonesia pada impor komponen.

Apalagi, Heru menyebut berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), industri elektronik di Indonesia sudah menggunakan 80% komponen impor, yang menunjukkan bahwa ketergantungan pada komponen asing sudah cukup tinggi.

Sebagai alternatif, Heru menyarankan bukan mengurangi ketentuan TKDN, tetapi meningkatkan persentase TKDN dengan fokus pada pengembangan inovasi, bukan sekadar perakitan.

“Misalnya, kembangkan chip lokal atau komponen bernilai tinggi, seperti yang sukses Vietnam lakukan,” tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update