Sebenarnya, kecerdasan emosional sudah dikemukakan sejak beberapa dekade yang lalu, sejak Wechsler mengemukakan konsep non-intellective aspeets of general intelligence pada tahun 1940 (Lanarwati, 1999). Selain itu, Salovey dan Mayer (1993, dalam Goleman 1995) menemukakan konsep social intelligence unruk menunjukkan kecerdasan emosional. kemudian pada tahun 1997, Gardner (dalam Matlin, 1999) memperkenalkan kecerdasan emosinal dengan istilah personal intelligencia (kecerdasan intrapersonal dan interpersonal).
Berdasarkan pendapat Baron (1997), Goleman (1995), dan Salovey (1990, dalam Goleman, 1995), kecerdasan emosional mencakup beberapa kemampuan yang dapat disimpulakn sebagai berikut :
Berdasarkan pendapat Baron (1997), Goleman (1995), dan Salovey (1990, dalam Goleman, 1995), kecerdasan emosional mencakup beberapa kemampuan yang dapat disimpulakn sebagai berikut :
- Mengenal Emosi Sendiri
- Mengendalikan Dorongan Emosi
- Membaca Perasaan Terdalam Orang Lain dan Merasakan Perasaan Orang Lain (Empati)
- Keterampilan Sosial
- Motifasi Diri
- Toleransi Terhadap Stres
- Merasakan Kebahagiaan
- Pemecahan Masalah
Tingkat kecerdasan emosional dapat diukur antara lain dengan menggunakan Emotional Quotient Inventort (Bar-On, 1997) dan Meta Mood Scale (Salovey, 1996 dalam Lanawait 1999). Mengingat aspek-aspek kecerdasan emosional mencakup berbagai kemampuan yang dibutuhkan individu dalam kehidupan pribadi dan sosialnya, dapatlah dimengerti bila individu yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat mengatasi berbagai masalah dan mencapai berbagai tujuan sehingga dikatakan berhasil dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar